Minggu, 30 Oktober 2011

[Fiksi] Pada Sepotong Mimpi


Disini dalam ruangan bisu beku dan gagu..Hanya langit langit tak putih juga tak hitam tetapi abu abu. Ibarat pilihan dalam hidup..Jika tak suka hitam atau putih maka abu abu warna yang tersamarkan.  Angin  berdesir lembut menyapa dari kisi kisi jendela kayu. Daun menari satu demi satu helainya saling bersentuhan seolah berbincang tentang kenyataan.

Disini terperangkap dalam lorong waktu..terjerembab oleh ceruk ceruk jejak yang pernah tertinggal..Akan terasa suntuk jika diri memandang hidup dari lekuk lekuk yang meng-hiruk pikuk. Hasrat kian menumpuk dan asa pun masih tertinggal di ubun ubun, biarkan terus berembun diantara rumput yang rimbun.

Disini masih ada sepotong  mimpi yang saling memeluk dan berlompatan diantara emosi serupa kumpulan sisa sisa cat minyak yang tertuang  pada sebidang kanvas usang serta kuas gerang yang perlahan luruh oleh derasnya hujan yang turun lalu berkejaran dengan kenangan.
……
Berhayal tentang  hangatnya rasa pada temaram senja.. berhayal gelap adalah masa yang harus dilalui diantara terang yang hadir serupa kerling bintang pada purnama bulan. Berharap tak ada peluh apalagi keluh tapi rasa yang membasuh, ini bukan remahan kata bukan juga celah tapi ini adalah merasai-mu diantara senyum cekat yang tertinggal.

Tak semua anggur itu manis.. kadangkala  asam pun hadir melengkapi. Adakalanya hidup ini terasa pahit serupa brotowali sebagai penyeimbang manis dan asam yang telah diberihan Tuhan. Masih ada setangkup rindu yang takkan kubiarkan beku..biru serta membelenggu.

Tak mungkin kutahan lajunya waktu..tak mungkin ku hentikan butiran hujan yang turun serupa nyanyian yang mengikuti ritme-nya.. tak mungkin kuhentikan ayun langkahmu..Bawa serta mimpi mimpimu bersama kupu kupu..berharap kutemukan rindu di kedua sudut matamu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar